Sendu Di Bawah Langit Kelabu
Oleh : Kaka Dens Kuswandi. Di saat embun pagi menyelimuti jiwa, dan mentari enggan menampakkan wajahnya, langkah terasa berat. Setiap helaan napas membawa serta getirnya kegagalan, menenggelamkan hati dalam lautan keputusasaan. Dunia terasa sempit, dibatasi oleh dinding-dinding kesunyian. Kegagalan bagaikan badai yang menerjang, menghempaskan segala harapan dan impian. Dulu, cita-cita membuncah bagai lautan lepas, kini terdampar di pulau sepi. Rasa bersalah menyelimuti, seakan diri ini tak lebih dari pecahan beling yang tak berguna. Dalam kegelapan malam, pikiran melayang ke masa lalu. Kenangan indah bercampur aduk dengan kepahitan. Mengapa harus aku yang mengalami ini? Pertanyaan itu berulang kali terngiang di benak, tak kunjung menemukan jawaban. Namun, di tengah kesedihan yang mendalam, ada secercah cahaya yang mulai menembus kegelapan. Suara hati kecil berbisik, "Bangkitlah, kamu lebih kuat dari yang kamu kira." Kata-kata itu bagaikan embun pagi yang menyejukkan, membasah...