Sebuah Persimpangan, Antara Janji Suci dan Ego Diri
Oleh: Kaka Dens Kuswandi Di balik cermin berbingkai permata, Terdapat bayang yang enggan bicara, Wanita sempurna, begitulah mereka menyebutnya. Namun relalita tak seindah yang mereka kira, hatinya dililit sepi, jiwanya dibalut luka. Senyumnya, cermin retak yang memantulkan kepalsuan. Remuk secara diam, pecah tanpa suara. Kilau cahaya di matanya, sirna tergenang oleh lautan duka, yang tersisa hanyalah hamparan kehampaan. Jiwanya bagai rumah tak berpenghuni, yang hanya di hiasi tirai-tirai sunyi. Tak ada lagi cahaya pelita, dan tak ada lagi lentera cinta. Sampai suatu ketika, datanglah ia, di sela deru kehidupan, Seorang " ksatria" dengan senyum yang mampu memecah kesunyian, Bagai fajar yang menyingkap selimut malam, Bak mentari mencairkan kalbu yang lama membeku. Di matanya, dunia terpantul dalam sejuta warna, bagai pelangi yang tak pernah pudar. Wangi harum semesta tercium dari kedalaman tatapnya, membuai hati dalam keajaiban. Namun, logika dat...