Ibu'ku Bangga Aku Jadi Orang Bodoh Di Sekolah

 


Oleh: Kaka Dens Kuswandi

Ini tentang bagaimana Almarhumah Ibu saya mendidik saya sewaktu kecil dulu. 

Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa orang tua saya adalah seorang guru/pengajar di Sekolah Dasar (SD), sebagai mana seorang guru pada umumnya, tentu orang tua saya termasuk Ayah & Almarhumah Ibu saya sealu menekankan dan memotivasi para muridnya agar memiliki nilai yang sangat baik di sekolah.

Namun hal itu justru tidak di tekankan oleh Almarhumah Ibu saya kepaada saya ketika saya menginjak bangku SMP, beliau terkesan cuek tentang nilai dan prestasi saya di sekolah. Ibu saya tidak pernah marah jika kertas ulangan saya nilainya hanya 5 dan itupun di tulis dengan tinta merah.

Bahkan rumah kami pun sudah cukup sering kedatangan tamu kehormatan yang tidak lain wali kelas saya yang sengaja datang untuk memberikan kabar kepada orang tua saya bahwa nilai saya di sekolah sangat jeblog dan sangat tidak mencerminkan perilaku anak seorang guru. terlebih saya pun sering absen/bolos di sekolah, jika di hitung, dalam 1 tahun pelajaran jumlah absen/bolos saya bisa sekitar 25 s.d 30 hari.

Saya masih sangat ingat, waktu itu wali kelas saya adalah Bpk Ade Isman, waktu itu beliau adalah guru mata pelajaran Bahasa yang sekaligus merangkap menjadi wali kelas saya.

Dengan penuh kekhawatiran beliau menyampaikan kepada Ibu saya tentang prestasi buruk saya di sekolah, saya pribadi sangat paham mengapa beliau memberikan atensi/perhatian lebih kepada kami, mungkin karena kami adalah keluarga pengajar/guru, jadi sangat di khawatirkan kegoblokan saya bisa menjadi contoh negatif bagi murid lain dan masyarakat di sekitar.

Ibu saya pun menyambut dengan baik maksud dari wali kelas saya tersebut dan menyampaikan kepada wali kelas saya bahwa hal tersebut tidak akan terulang kembali.

Namun setelah wali kelas saya beranjak pergi, Ibu saya hanya menyampaikan kepada saya: Jangan Sering Bolos, namun tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut beliau agar saya meningkatkan prestasi di sekolah, atau kata-kata rajinlah belajar misalnya.

Dan memang, prestasi saya pun tidak kunjung meningkat. namun seperti yang tadi saya sampaikan, Ibu saya tidak pernah marah kalau nilai saya jeblok. 

Pernah pada suatu hari saya mendapatkan nilai ulangan yang cukup baik, tapi anehnya tidak ada pancaran rasa bahagia di wajah Ibu saya, beliau terlihat sangat datar-datar saja :D

Tapi ada satu hal yang bisa membuat Ibu saya marah besar dan sangat bahagia tentang perilaku saya di sekolah.

Hal yang paling bisa membuat Ibu saya bahagia bukan ketika saya pulang dari sekolah membawa kertas ulangan yang nilainya 9+, namun Ibu saya akan sangat bahagia jika saya pulang ke rumah membawa teman baru.

Dan Ibu saya akan sangat marah jika beliau mendengar saya berkelahi dengan teman di sekolah.

Waktu itu saya tidak pernah mengerti atau belum paham apa masud Ibu saya tersebut, mengapa ia bersikap beda dari orang tua lainnya yang selalu mendambakan putera nya memiliki prestasi yang gemilang di sekolah. 

Namun pertanyaan tersebut terjawab ketika saya menginjak bangku kelas 3, dan saat itu kebetuan saya harus pindah sekolah, karena Ibu dan Ayah saya bercerai.

Pada hari pertama di sekolah baru saya beliau menyamppaikan kata-kata yang sampai sekarang ini saya ingat dan tidak mungkin saya akan melupakannya.

Kurang lebih Beliau Berkata seperti ini: Pergilah ke sekolah nak, belajarlah dengan baik, dan kamu tidak perlu bawa pulang nilai ulangan yang bagus, tapi bawalah teman sebanyak mungkin ke rumah. Karena yang akan menyelamatkanmu di masa depan bukanlah nilai A+ mu, tapi sahabat-sahabat dekatmu.

Waktu itu mungkin saya tidak memahami sepenuhnya maksud dari perkataan Ibu saya, dan perkataan ibu saya waktu itu pun tidak serta merta membuat saya langusng memiliki banyak teman di sekolah, tapi perkataan beliau adalah pelajaran yang sangat penting bagi saya ketika saya mulai menjalani kehidupan yang mandiri, kehidupan yang sesungguhnya. Dimana saya mulai belajar bergaul, bagaimana bersikap agar bisa di sukai orang lain. 

Memang benar, jika seandainya saya tidak memiliki banyak sahabat, KUPER, terlalu kutu buku sehingga saya tidak punya banyak teman, tentu kehidupan saya akan sangat sulit. 

Karena yang terjadi di sepanjang perjalanan hidup saya, saya tidak pernah memanfaatkan raport saya untuk mencari kerja, saya tidak pernah mengalami yang namanya menjijing MAP yang berisikan surat lamaran kerja yang di dalamnya penuh dengan ijazah dan sertifikat kursus.

Namun Alhamdulillah, Atas kasih sayang Allah dan dengan banyaknya sahabat, saya pernah bekerja di beberapa perusahaan yang baik dan berada di posisi yang baik, itu semua tanpa selembar surat lamaranpun, bahkan tanpa fotocopy KTP sekalipun. ya walaupun itu tidak bertahan lama, karena saya memang tidak terlalu minat bekerja :D , saya lebih senang jika saya memiliki usaha yang mandiri.

Saya tidak bermaksud untuk mengatakan pendidikan atau sekolah tidak penting, pendidikan dan sekolah sangatlah penting, namun jangan terlalu memberikan tekanan kepada seorang anak agar ia memiliki prestasi di sekolah. karena menurut saya, jika seorang anak sudah memiliki orientasi terhadap nilai di sekolah, ia justru akan cenderung individualis.

Contoh kecil: Seorang anak yang pintar dalam mata pelajaran dan terbiasa mendapatkan nilai yang tinggi, tentu ia akan sangat takut dan tidak ingin buku pelajaran nya di contek, begitupun saat ia ulangan misalkan. dengan berbagai cara ia menghindari anak-anak yang kurang berprestasi untuk tidak mencontek hasil ulangan nya.

Hal tersebut secara tidak di sadari akan membuat ia tidak di sukai oleh anak-anak yang kurang cerdas tadi, dan secara tidak langsung ia telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan teman dekat dari kalangan anak-anak yang tidak berprestasi dalam pelajaran.

Tidak perlu khawatir jika anak anda tidak terlalu pintar dalam pelajaran di sekolah, karena pendidikan tidak selamanya harus di dapat dari sekolah. pendidikan bisa di dapat dimanapun dan kapanpun, yang penting jangan pernah memiliki rasa diri sudah matang, karena buah yang matang hanya tinggal menunggu kapan ia akan membusuk.

Bagi para orang tua yang memiliki putra dan puteri yang telah bersekolah, cobalah memahami apa keinginan putra/puteri anda, jangan terlalu memaksakan anak anda jika memang ia kurang berprestasi di sekolah. 

Karena sejatinya nilai yang tertera di ijazah anak anda bukanlah sebuah jaminan untuk kehidupan masa depan yang gemilang bagi putra/puteri anda. kecuali kalo mau jadi PNS kali ya :D

Pantau pergaulannya, dan jangan terlalu membatasi ruang gerak & idea kreatif putera/puteri anda, Misalkan putera/puteri anda sangat gemar terhadap musik, anda jangan terlalu memaksakan agar ia bergaul dengan orang-orang otomotif hanya karena anda sukses di bidang tersebut.

Berilah kebebasan dan ruang kepada putra/puteri anda untuk memilih apa yang ia sukai, selama itu positif, dukunglah. Bukan sebuah masalah jika kita tidak berprestasi di sekolah, tapi akan jadi masalah besar jika kita tidak bisa berprestasi di kehidupan nyata.

Mungkin hal yang bisa kita simpulkan dalam pembahasan ini adalah. Pergilah ke sekolah, pergilah kuliah, dan carilah teman/sahabat yang baik sebanyak-banyak nya. karena teman/sahabat yang baik adalah aset termahal dalam kehidupan anda.



Salam Luar Biasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan Buah Marasi - Dengan Segala Keajaibannya

Bunga yang Mekar di Tengah Reruntuhan

Dalam Pusaran Ego